Ketegangan Memuncak, India dan Pakistan Bentrok Hebat di Kashmir

By Ensu 12 Mei 2025, 12:00:52 WIB Internasional
Ketegangan Memuncak, India dan Pakistan Bentrok Hebat di Kashmir

Kashmir — hakbicara.com — Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memanas setelah serangkaian insiden kekerasan di wilayah Kashmir (12/05). Konflik terbaru ini dipicu oleh serangan teroris di Pahalgam pada 22 April 2025 yang menewaskan 26 wisatawan. Pemerintah India menuduh kelompok militan berbasis di Pakistan sebagai dalang serangan tersebut.

Sebagai respons, India meluncurkan operasi militer besar-besaran bertajuk Operasi Sindoor pada 7 Mei 2025. Dalam operasi ini, militer India menggempur sembilan lokasi yang dituding sebagai basis militan di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. India mengklaim telah menewaskan lebih dari 100 militan. Pakistan membalas dengan serangan udara dan tembakan artileri ke arah 26 situs militer India.

Bentrokan udara pun terjadi di hari yang sama, melibatkan lebih dari 125 jet tempur. India dilaporkan kehilangan beberapa pesawat, termasuk satu jet tempur Rafale, sementara Pakistan mengalami kerusakan pada salah satu pesawatnya.

Baca Lainnya :

Korban jiwa dari kedua belah pihak dilaporkan mencapai puluhan, mencakup warga sipil dan personel militer. Ribuan warga sipil di wilayah perbatasan mengungsi ke daerah yang lebih aman.

Untuk meredam ketegangan, Amerika Serikat memediasi gencatan senjata yang diumumkan pada 10 Mei 2025.

"Setelah malam panjang pembicaraan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata penuh dan segera" Ujar Presiden AS Donal Trump.

Namun, hanya berselang beberapa jam, pertempuran kembali pecah dengan laporan pelanggaran berupa serangan artileri dan drone di sepanjang Line of Control (LoC).

PBB menyambut baik upaya perdamaian tersebut dan menyerukan kedua negara untuk menahan diri. Namun, ketegangan tetap tinggi, terlebih dengan adanya kekhawatiran akan eskalasi menuju konflik nuklir, mengingat kedua negara adalah pemilik senjata nuklir aktif.

Presiden AS, Donald Trump, turut mengapresiasi langkah diplomatik kedua negara, sementara masyarakat internasional terus memantau perkembangan dan mendorong solusi damai terhadap sengketa berkepanjangan di Kashmir.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment