Beijing, Hakbicara.com – Langit di atas Indonesia bakal menyaksikan babak baru revolusi teknologi drone. Sebuah langkah mengejutkan lahir dari kemitraan LAK Galuh Pakuan Subang, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan Universitas Beihang dari Tiongkok. Aliansi ini diyakini bakal mengguncang peta kekuatan teknologi udara di kawasan.

“Ini langkah strategis yang bisa geser keseimbangan teknologi drone di Asia, dampaknya luas sekali!” tegas Girang Harta LAK Galuh Pakuan, Tine Yowargana, saat dihubungi lewat sambungan ponsel dari Beijing, Selasa (2/9/2025).

Beihang, yang sudah lama dijuluki markas besar riset aeronautika dan astronotika Tiongkok, tercatat sukses bikin dunia tercengang lewat drone legendarisnya, Feng Ru 3-100. Drone itu terbang non-stop 80 jam lebih, memecahkan rekor ketahanan global.

Baca Lainnya :

• Jasaraharja Putera Gaspol! Dukung Anak Muda Bawa Pertanian ke Level Dunia0
• Iran Luncurkan Operation True Promise III Serangan Rudal dan Drone Skala Besar ke Israel0
• Prof. Didi Sukyadi Resmi Dilantik sebagai Rektor UPI 2025–20300
• Viking Purwadadi Rayakan Anniversary ke-16 : Come Back Stronger1
• Timnas Indonesia Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ! Usai Kalahkan China 1-00

Sementara itu, Galuh Pakuan dan UPI Bandung muncul sebagai motor baru inovasi teknologi di Nusantara. Dengan akar kuat di Subang, Galuh Pakuan sudah lama punya misi: menghadirkan teknologi mutakhir yang benar-benar membumi.

“Kolaborasi ini bukan cuma transfer teknologi. Ini visi bersama: Indonesia harus punya ekosistem drone sendiri, untuk ekonomi sekaligus keamanan,” tambah Ting Ting, perwakilan kemitraan tersebut.

Sinergi ini membuka akses bagi Galuh Pakuan pada riset kelas dunia: dari algoritma otonom canggih, drone surya hemat energi, hingga sistem multi-rotor berstandar militer. Teknologi ini akan diolah sesuai kebutuhan Indonesia—dari medan kepulauan, hutan rimba, sampai tantangan logistik di pelosok negeri.

Indonesia sendiri memang lagi berada di momen emas industri drone. Sukses uji terbang Elang Hitam 24 jam di udara, plus munculnya drone kargo untuk logistik terpencil, jadi bukti ambisi Nusantara kian serius.

Tak cuma soal teknologi, aliansi ini diprediksi bakal mengguyur ekonomi. Permintaan drone di sektor pertanian, logistik, pertahanan, hingga infrastruktur sedang meledak. Galuh Pakuan pun berpeluang jadi pemasok utama, bukan hanya untuk pasar dalam negeri, tapi juga kancah regional.

Langit Nusantara tampaknya siap berguncang. Era baru drone Indonesia baru saja dimulai! (Wly)